Laporan Kasus Asuh Kebidanan (AKBID) Pada Klinik Bersalin
LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
BARU LAHIR DI KLINIK
ROSDIANA DAMANIK
KOTA MEDAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
:
1.
MERSY ENJELINA LAIA
2.
SRINOVITA SARI GAHO
3.
SUKMA
4.
TUTI SIREGAR
5.
ULAN PUTRI KARMILA
JADWAL
DINAS: 28 NOVEMBER-17 DESEMBER 2018
DOSEN
PEMBIMBING
RAPIDA
SARAGIH, SKM, M.Kes
AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA
MEDAN 2018
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan untuk
memenuhi tugas Praktek Lapangan
ASUHAN
KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DI KLINIK ROSDIANA DAMANIK KOTA MEDAN
Penyusun
Laporan ini dibawah bimbingan
Dosen
Pembimbing
(Rapida Saragih, SKM, M.Kes)
|
Koordinator
Lapangan
(Debby Pratiwi, SST, MKM)
|
|
|
Diketahui oleh
|
|
Direktur Akademi
Kebidanan Helvetia Medan
(Hj. Mey Elisa Safitri, SKM, M.Kes)
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas Rahmat dan Karunia-nya lah kita masih diberi kesehatan dan
kesempatan dalam menyelesaikan praktek kerja lapangan di KLINIK ROSDIANA DAMANIK Kota
Medan yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu Baru Lahir.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada mereka yang telah membantu kami menyelesaikan laporan kasus
ini yaitu:
1. Ibu
Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc, M.Kes, selaku Pembina Yayasan Pendidikan
dan Sosial Helvetia Medan
2. Bapak
Iman Muhammad, SE, S.Kom, MM, M.Kes selaku Ketua Yayasan Pendidikan dan Sosial
Helvetia Medan
3. Ibu
Hj. Mey Elisa Safitri, SKM, M.Kes selaku
Direktur Akademi Kebidanan Helvetia Medan
4. Ibu
Rapida Saragih, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Akademi Kebidanan Helvetia
Medan
5. Ibu
Debby Pratiwi, SST, MKM dan Ibu Hasanah
Pratiwi Harahap. S.Tr.Keb, M.K.M selaku Pembimbing lapangan Akademi Kebidanan
Helvetia Medan
Penulis juga menyadari bahwa penulisan makalah ini
banyak terdapat kekurangan dalam hal ini penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
bagi seluruh anggota kesehatan dan perkembangan profesi kebidanan dalam upaya
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Akhir kata penulis mendoakan semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Medan, 10 Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1.
Latar Belakang ...........................................................................
1.2.
Tujuan ........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
2.1.
Konsep Bayi Baru Lahir.............................................................
2.1.1. Pengertian Bayi Baru Lahir ............................................
2.1.2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir ................................................
2.1.3. Perubahan yang terjadi pada BBL..................................
2.1.4. Penatalaksanaan awal BBL.............................................
2.1.5. Persiapan Alat ................................................................
2.1.6. Penanganan BBL............................................................
2.1.7. Rawat Gabung ...............................................................
2.2.
Konsep Asuhan Kebidanan pada BBL.......................................
2.2.1. Definisi ...........................................................................
2.2.2. Tujuan ............................................................................
2.2.3. Hasil yang diharapkan ....................................................
2.2.4. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan SOAP pada
BBL
BAB III TINJAUAN KASUS
...........................................................................
BAB IV PENUTUP ............................................................................................
4.1.
Kesimpulan ................................................................................
4.2.
Saran ..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Angka
kematian bagi bayi khususnya neonatus merupakan indikator dalam menilai status
kesehatan masyarakat suatu bangsa dan kini digunakan juga sebagai ukuran untuk
menilai kualitas pengawasan antenatal.
Dalam 30 tahun terakhir ini angka
kematian bayi turun dengan mencolok, tapi angka kematian perinatal dalam 10
tahun terakhir kurang lebih menetap. Misi MPS (Making Pregnancy Safer) di
Indonesia tahun 2001-2010 antara lain adalah menurunkan angka kematian neonatal
menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup dari 77,3-137,7 per 1000 (referrai
hospital) untuk mencapai sasaran tersebut. Intervensi yang sangat kritis adalah
tersedianya tenaga penolong persalinan yang terampil dan dapat memberikan
pelayanan medik. Dengan adanya standart pelayanan medik. Dengan adanya standar
tersebut para petugas kesehatan mengetahui kinerja apa yang diharapkan dari
mereka apa yang harus mereka lakukan pada setiap tingkat pelayanan, serta
kompetensiapa yang diperlukan.
1.2.
Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Mahasiswa
Akademi Kebidanan mampu melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir secara
menyeluruh dan terpadu.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Diharapkan
mahasiswa kebidanan mampu
1. Melakukan pengkajian pada bayi baru
lahir.
2. Mengidentifikasi masalah.
3. Mngantisipasi masalah potensial.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera.
5. Merencanakan dan melaksanakan asuhan
kabidanan.
6.
Mengevaluasi hasil tindakan.
1.3. Manfaat
1.
Mahasiswa memahami dan mampu memberikan
asuhan pada BBL
2.
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik
pada BBL
3.
Mahasiswa mampu memberikan tindakan segera
jika terjadi masalah atau terdapat kelainan
4.
Dapat melakukan evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Konsep Bayi Baru Lahir
2.1.1.
Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu
dan berat badan 2500 gram sampai 4000 gram.
Asuhan
segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam
pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah lahir.
2.1.2.
Ciri-Ciri Bayi Normal
a.
BB 2500 – 4000 gram
b. Panjang badan 48 – 50 cm
c.
Lingkar dada 30 – 33 cm
d. Lingkar kepala 33 – 35 cm
e.
Bunyi jantung pada menit pertama 180x/menit, kemudian heran
120 – 140 x/menit.
f.
Pernafasan pada menit pertama 80x/menit, kemudian turun
menjadi 40x/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin.
h. Rambut lanago tidak terlihat, rambut
kepala sudah sempurna.
i.
Kuku agak panjang dan lemas.
j.
Genetalia, labia mayora sudah menutupi labra minora
(perempuan) testis sudah turun di dalam scrotum (laki-laki).
k. Reflek hisap dan menelan sudah
terbentuk baik.
l.
Reflek moro baik, bila dikagetkan bayi akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
m. Graff reflek baik, bila diletakkan
beda pada telapak tangan bayi akan menggenggam.
n. Eliminasi baik, urine dan mekonium
keluar dalam 24 jam pertama.
2.1.3.
Perubahan-Perubahan yang Terjadi
Pada BBL
1) Perubahan pernafasan/pada sistem
pernafasan
Selama
dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui placenta.
Setelah bayi lahir harus melalui paru-paru bayi pernafasan pertama pada BBL
terjadi normal dalam waktu 30 detik. Setelah kelahiran tekanan rongga dada bayi
pada saat melalui jalan lahir pervagina mengakibatkan cairan paru-paru (pada
bayi normal jumlahnya 80 – 100 ml). kehilangan 1/3 dari jumlah cairan tersebut
sehingga cairan yang hilang ini diganti dengan udara. Pernafasan pada neonatus
terutama pernafasan diafragmatik dan abdominal dan biasanya masih tidak teratur
frekwensi dan dalamnya pernafasan.
Bayi itu
umumnya segera menangis sekeluarnya dari jalan lahir. Sebagai sebab-sebab yang
menimbulkan pernafasan yang pertama, dikemukakan:
a.
Rangsangan pada kulit bayi.
b. Tekanan pada thorax sebelum bayi
lahir.
c.
Penimbunan CO2
Setelah
anak lahir kadar CO2 dalam darah anak naik dan ini merupakan
rangsangan pernafasan.
d. Kekurangan O2
e.
Pernafasan intrautrin
Anak sudah
mengadakan pergerakan pernafasan dalam rahim, malahan sudah menangis dalam
rahim. Pernafasan di luar hanya merupakan lanjutan dari gerakan pernafasan di
dalam rahim.
f.
Pemeriksaan bayi
Kebanyakan anak akan mulai bernafas dalam beberapa detik
setelah lahir dan menangis dalam setengah menit.
2) Perubahan metabolisme
karbohidrat/glukosa
Fungsi
otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali
pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar
glukosa darahnya sendiri.
Pada
setiap bayi baru lahir glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam).
Koreksi
penurunan gula darah dapat terjadi dengan 3 cara:
a) Melalui penggunaan ASI (bayi baru
lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir).
b) Melalui penggunaan cadangan glikogen
(glikogenolisis).
c) Melalui pembuatan glukosa dari
sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis).
3) Perubahan suhu tubuh
Bayi baru
lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stres
dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan.
Bayi baru
lahir dapat kehilangan panas melalui:
a) Evaporasi : cairan menguap pada
kulit yang basah.
b) Konduksi : kehilangan panas oleh
karena kulit bayi berhubungan langsung dengan benda/alat yang suhunya lebih
dingin.
c) Konveksi : terjadi bila bayi telanjang di ruang yang
relatif dingin (25oC atau kurang)
d) Radiasi adalah kehilangan panas
karena tubuh bayi yang lebih panas menyentuh permukaan yang lebih dingin.
4) Perubahan pada sistem kardiovaskuler
Pada
sistem kardiovaskuler harus terjadi 2 perubahan besar, yaitu:
a) Penutupan foramen ovale atrium jantung.
b) Penutupan duktus afteriosus antara
arteri paru dan aorta.
Dua
peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh:
a) Pada saat tali pusat dipotong,
resistensi pembuluh darah meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan
atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan yang
mengurangi volume dan selanjutnya tekanannya. Kedua kejadian ini membantu darah
dengan kandungan oksigen sedikit mengatur ke paru-paru untuk mengalami proses
oksigenasi ulang.
b) Pernafasan pertama menurunkan
resistensi pembuluh paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada
pernafasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbakarnya sistem pembuluh
baru. Dengan peningkatan tekanan pada atrium kiri foramen ovale secara fungsi
akan menutup.
5) Perubahan sistem gastrointestinal,
ginjal
Kemampuan
bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan masih terbatas,
juga hubungan antara osephagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung
sendiri sangat terbatas kurang dari 30 cc.
Faeces
pertama bayi adalah hitam kehijauan, tidak berbau, substansi yang kental
disebut mekonium. Faeces ini mengandung sejumlah cairan amnion, verniks,
sekresi saluran pencernaan, empedu, dan zat sisa dari jaringan tubuh.
Pengeluaran ini akan berlangsung sampai hari ke 2-3. pada hari ke 4-5 warna
tinja menjadi coklat kehijauan.
Air
kencing.
Bila
kandung kencing belum kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar dalam
waktu 24 jam yang harus dicatat adalah kencing pertama, frekuensi kencing
berikutnya, serta warnanya bila tidak kencing/menetes/perubahan warna kencing
yang berlebihan.
6) Perubahan berat badan
Dalam
hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran (meconium,
urine, keringat) dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan
tidak lebih dari 10%. Berat badan akan naik lagi pada hari ke 4 sampai hari ke
10. Cairan yang diberikan pada hari 1 sebanyak 60 ml/kg BB setiap hari ditambah
sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg BB sehari.
7) Sistem skeletal
Tulang-tulang
neonatus lunak karena tulang tersebut sebagian besar terdiri dari kartilago
yang hanya mengandung sejumlah kecil kalsium.
8) Sistem neoromuskular
Pada saat
lahir otot bayi lambat dan lentur, otot-otot tersebut memiliki tonus kemampuan
untuk berkontraksi ketika dirangsang, tetapi bayi kurang mempunyai kemampuan
untuk mengontrolnya. Sistem persarafan bayi cukup berkembang untuk bertahan
hidup tetapi belum terintegrasi secara sempurna.
2.1.4.
Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir
a.
Membersihkan jalan napas.
b.
Memotong dan merawat tali pusat
c.
Mempertahankan suhu tubuh bayi.
d.
Identifikasi.
e.
Pencegahan infeksi.
2.1.5.
Persiapan Alat
1.
Pengisapan lendir (mucus extrator)
2.
Tabung oksigen beserta alatnya untuk membantu pernafasan
bayi.
3.
Tempat tidur bayi dan incubator bayi.
4.
Alat untuk resusitasi untuk pernafasan.
5.
Obat-obatan tetes mata profilaktik (larutan poraknitrat 1%)
atau salep (salep tetra siklin 1% atau salep mata evytromisin 0,5%).
6.
Tanda pengenal bayi (identifikasi) yang sama dengan ibu.
7.
Alat pemotong, pengikat dan antiseptik tali pusat.
8.
Stop watch dan termometer.
2.1.6.
Penanganan Bayi Baru Lahir
1)
Membersihkan jalan nafas
Bayi
normal akan segera menangis spontan segera sesudah lahir, apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara:
-
Meletakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras
dan hangat.
-
Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga
leher bayi lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah ke belakang.
-
Bersihkan hidung, mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus dengan kassa steril.
-
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi
akan segera menangis.
Kekurangan
zat asam pada bayi baru lahir akan menyebabkan kerusakan otak.
Sangat
penting membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bernafas tidak akan
menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
-
Alat penghisap lendir mulut atau penghisap lainnya yang
steril, tabung oksigen dengan selangnya haris selalu siap di tempat.
-
Segera lakukan usaha penghisap mulut dan hidung.
-
Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang
pertama.
-
Warna kulit, adanya cairan atau mekanium dalam hidung atau
mulut harus diperhatikan.
Bantuan untuk memulai pernafasan mungkin diperlukan untuk
mewujudkan ventilasi yang adekuat.
-
Dokter atau tenaga medis lainnya hendaknya melakukan
pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak benafas.
2)
Penilaian bayi waktu lahir (assessmant at birth)
Keadaan
umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR.
Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak.
Setiap penilaian diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah
bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai
apgar 4-6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2
menit belum mencpai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih
lanjut. Oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit,
kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik lanjutan kemudian hari lebih
besar. Berhubungan dengan itu, menurut apgar dilakukan selain pada umur 1 menit
juga pada umur 5 menit.
Nilai APGAR
0
|
1
|
2
|
|
Apperance
(Warna Kulit)
|
Pucat
|
Badan merah, ekstremitas biru
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
|
Pulse Rate
(Frek. Nadi)
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100
|
Lebih dari 100
|
Grimance
(Reaksi Rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan mimik (grimance)
|
Batuk/bersih
|
Activity
(Tonus Otot)
|
Tidak ada
|
Ekstrimitas dalam sedikit flexi
|
Garakan aktif
|
Respiration
(Pernafasan)
|
Tidak ada
|
Lemah/tidak teratur
|
Baik/menangis
|
Jumlah
|
|
3)
Memotong tali pusat
Pemotongan
tali pusat menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, tali pusat
dipotong sebelum dan sesudah plasenta lahir tidak akan mempengaruhi bayi,
kecuali apabila bayi tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk
memudahkan melakukan resusitasi.
Tali pusat
diklem dengan klem steril dengan jarak 3 cm dari tali pusat bayi lakukan
pengarutan pada tali pusat dari ke klem ke arah ibu, dan kemudian pasang klm
kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama, pegang tali pusat diantara kedua
klem tersebut dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memotong tali pusat diantara
kedua klem dengan gunting tali pusat steril, kemudian ikat puntung tali pusat
sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang steril atau penjepit
tali pusat, lalu pengikat kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada
sisi-sisi yang berlawanan atau pengikatan dapat pula menggunakan klem tali
pusat dari plastik luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70%
serta dibaluk kassa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap
tali pusat basah/kotor. Atau juga bisa menggunakan triplel T (larutan berwarna
biru) tanpa dibalut oleh kasa steril. Tali pusat harus dipantau dari
kemungkinan terjadinya perdarahan tali pusat.
4)
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu
bayi lahir, bayi mampu mengatur secara tetap suhu tubuhnya dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir harus
dibungkus dengan kain hangat karena suhu tubuuh bayi merupakan tolak ukur
kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai tubuhnya stabil.
Mekanisme
kehilangan panas:
a.
Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh
bayi.
b.
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dan permukaan yang dingin.
c.
Konveksi adalah kehilangan panas pada saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin.
d.
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi
ditempatkan dekat benda-benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari
temperatur tubuh bayi.
Cara
pencegahan kehilangan panas:
a.
Keringkan bayi secara seksama.
b.
Selimut bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan
hangat.
c.
Tutup bagian kepala bayi.
d.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e.
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi.
f.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
5)
Memberikan vitamin K
Untuk
mencegah perdarahan karena defesiensi vitamin K maka setiap bayi yang baru
lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3
hari, sedangkan bayi resiko tingi diberi vitamin K parenferal dosis 0,5 – 1 mg
(1 M).
6)
Memberi obat salep/tetes mata
Tetes mata/salep
antibrotika yang diberi dalam waktu 2 jam pertama setelah kelahiran. Obat yang
diberikan berupa tetes mata (larutan perat nitrat 1%) atau salep (salep mata
eritromisin 0,5%) salep/tetes mata yang diberikan dalam 1 garis lurus, mulai
dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.
7)
Pemantauan bayi baru lahir
Tujuannya
yaitu untuk mengetahui bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah
kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan, serta tindak lanjut petugas kesehatan.
a.
Dua jam pertama sesudah lahir, yang dipantau:
-
Kemampuan menghisap.
-
Bayi tampak aktif atau lunglai.
-
Bayi kemerahan atau biru.
b.
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya,
yang dipantau:
-
Bayi kecil masa kehamilan atau kurang bulan.
-
Gangguan pernafasan.
-
Hipofernia.
-
Infeksi.
-
Cacat bawaan atau trauma lahir.
2.1.7.
Rawat Gabung
Rawat
gabung adalah suatu sistem perawatan dimana bayi beserta ibu dirawat satu unit.
Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera
setelah bayi lahir sampai pulang.
Tujuan
rawat gabung adalah:
a.
Bantuan emosional
b.
Penggunaan ASI
c.
Pencegahan infeksi
d.
Pendidikan kesehatan
2.2. Konsep Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
2.2.1.
Definisi
Manajemen
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisir pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang ilmiah.
Penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil
keputusan yang berfokus pada klien.
Asuhan
bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada jam pertama
kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran
2.2.2.
Tujuan
Memberikan
asuhan yang adekuat dan terstandart pada bayi baru lahir dengan memperhatikan
riwayat bayi selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi segera setelah
dilahirkan.
2.2.3.
Hasil yang Diharapkan
Terlaksananya
asuhan segera/rutin pada bayi baru lahir termasuk melakukan pengkajian, membuat
diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan bayi, mengidentifikasi
diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera setelah merencanakan asuhan.
Melakukan
pengkajian dan mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi bayi
baru lahir.
Pengkajian bayi baru lahir dibagi
dalam 2 bagian:
1) Pertama, pengkajian segera setelah
bayi lahir.
2) Kedua, pengkajian keadaan fisik
untuk memastikan bayi dalam keadaan normal/mengalami penyimpangan.
1. Pengkajian segera setelah bayi lahir
Bertujuan
untuk mengkaji adaptasi bayi baru lair dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan
luar uterus, yaitu dengan penilaian apgar.
Pengkajian
sudah dimulai sejak kepala tampak divulva (crowning).
2. Pengkajian keadaan aspek
Setelah
pengkajian segera setelah bayi lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan
normal atau mengalami penyimpangan.
2.2.4. Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Menajemen/asuhan
segera pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi pada
jam pertama setelah kelahiran, dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran.
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bertujuan untuk memberikan asuhan yang
adekuat dan terstandar pada bayi baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi
selama kehamilan, dalam persalinan dan keadaan bayi segera setelah lahir.
Hasil yang
diharapkan dari pemberian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah terlaksananya
asuhan segera/rutin pada bayi baru lahir termasuk melakukan pengkajian, membuat
diagnosis, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan bayi, mengidentifikasi
diagnosis dan masalah potensial, tindakan segera serta rencana asuhan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
AKADEMI
KEBIDANAN HELVETIA MEDAN
FORMAT
PENDOKUMENTASIAN MANAJEMEN KEBIDANAN
PADA
BAYI BARU LAHIR
NO.
REGISTER :
MASUK
RS TANGGAL/JAM : 11 Dember 2018/
20.55 wib
DIRAWAT
DIRUANG :
I.
DATA
S UBJEKTIF
1. Identitas
Nama Bayi : Bayi. Ny. D
Umur Bayi : 1 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari/tanggal/Jam
lahir : Selasa / 11
Desember 2018/21.06 wib
Biodata Ibu
Ayah
Nama
: Ny.D Tn. J
Umur : 32 Thn 35 Thn
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Batak/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Alamat : Jln.Bambu Jln. Bambu
No.
Telepon/HP : -
2. Riwayat Antenatal
G3 P2 Ab0 Ah3 umur kehamilan 39 Minggu
Riwayat ANC : teratur 4 kali. Di Klinik Oleh Bidan
Imunisasi TT :
-
Kenaikan BB :
Sebelum hamil: 55 kg, BB sekarang 65 kg
Keluhan saat hamil : Mual, muntah selera makan menurun
Penyakit selama hamil : Tidak ada
Kebiasaan Makan : 3 kali sehari
Obat/Jamu : Tidak ada
Merokok : Tidak ada
Komplikasi Ibu : Tidak ada
Infeksi, Janin : Tidak ada
3. Riwayat Intranatal
Lahir
tanggal 11 Desember 2018 Jam 22.50 wib
Jenis
persalinan : Spontan
Penolong : Bidan
Lama
persalinan : Kala I : 5 jam
Kala
II : 1 jam
Komplikasi
a. Ibu
: Tidak Ada
b. Janin
: Tidak Ada
II.
DATA
OBJEKTIF
1. Keadaan
bayi baru lahir
BB/PB
lahir : 3000
gr/49 cm
Nilai
APGAR : 1 menit/5 menit/10 menit : 8/ 10/ 10
No
|
Kriteria
|
1 menit
|
5 menit
|
10 menit
|
1.
|
Denyut Jantung
|
2
|
2
|
2
|
2.
|
Usaha Nafas
|
1
|
2
|
1
|
3.
|
Tonus Otot
|
2
|
2
|
2
|
4.
|
Refleks
|
2
|
2
|
2
|
5.
|
Warna Kulit
|
2
|
2
|
2
|
|
TOTAL
|
9
|
10
|
9
|
Caput succedaneum : tidak ada
Cepal
haematoma : tidak ada
Cacat
bawaan : tidak ada
Resusitasi : Rangsangan : Ya
Penghisapan
lendir : Ya
2. Pemeriksaan
umum
a.
Pernafasan : 30 x per menit
b.
Warna kulit : Merah
c.
Denyut jantung : 120
x per menit
d.
Suhu aksiler : 36,50
C
e.
Postur dan gerakan : Postur
tubuh normal dan gerakan bayi aktif
f.
Tonus otot : Baik aktif
g.
Kesadaran : Compos mentis
h.
Ekstremitas : Simetris
dan lengkap
i.
Kulit : Kemerahan
j.
Tali pusat : 50 cm
k.
BB sekarang : 3000 gram
3. Pemeriksaan
Fisik
a. Kepala
: Pontanella mayor 2 jari belum menutup,
Pontanella minor 2 jari belum menutup, caput succedaneum tidak ada, cepal
haematoma tidak ada
b.
Muka : Bentuk oval, tidak ada kelainan
c. Mata : Simetris, konjungtiva mata tidak anemis,
sclera mata tidak ikterus, secret tidak ada
d. Telinga : Simetris, tulang rawan daun telinga matur
e. Hidung : Simetris, lubang hidung +/+, tidak ada cairan yang keluar
f.
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada labia palato shizis, gigi belum
tumbuh, palatum ada bersih
g. Leher : Pembesaran kelenjar limfe tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tonus otot cukup
h. Klavikula : Utuh
i.
Lengan tangan : Kedua
tangan simetris, jari-jari lengkap
j.
Dada : Simetris, puting datar (+)
k. Abdomen : Dinding perut tidak tegang, tidak membuncit, hernia umbilikus tidak
ada, tidak ditemukan adanya pembesaran hepar, tidak ada ditemukan pembesaran
lien, turgor kulit baik
l.
Genetalia : Rugae normal tampak pada skrotum dan urinarius normalnya terletak
pada ujung glands penis
m.
Tungkai dan kaki : Simetris,
jari-jari lengkap tidak ada kelainan
n.
Anus : Tidak ada atresia ani, bersih
o. Punggung : Simetris tidak ada spina bifida, rambut lanugo ada, vernik caseosa
ada
4. Reflex : Moro : ada
Rooting : ada
Walking : ada
Graps : ada
Sucking : ada
Tonicneck : ada
5. Antropometri : PB : 50
cm
LK : 30
cm
LD : 30
cm
LILA : 10 cm
Eliminasi
Miksi : 8 x
Mekonium : Ada
6.
Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
III.
ASSESSMENT
1. Diagnosis
Kebidanan
Bayi
lahir normal usia 1 hari
Data dasar : Bayi lahir tanggal : 11
Desember 2018
Nilai Apgar : 7
Antropometri : PB :
49 cm
LK :
30 cm
LD :
30 cm
LILA : 10 cm
Reflex : Moro :
Ada
Rooting : Ada
Walking : Ada
Graps : Ada
Sucking : Ada
Tonicneck : Ada
2. Masalah
Tidak
ada
3.
Kebutuhan
-
Pemenuhan nutrisi dengan
ASI
-
Menjaga kehangatan bayi
4.
Diagnosis Potensial
Hipotermi
5.
Masalah Potensial
Sianosis
6.
Kebutuhan Tindakan
Segera Berdasarkan Kondisi Klien
a. Mandiri
Membalut tali
pusat dengan kasa steril, melakukan penimbangan berat badan, mengukur panjang
badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, lila, menyuntikkan Vit K
dan HB 0, memberi tetes mata, memandikan bayi.
b. Kolaborasi : Tidak dilakukan
c. Merujuk :
Tidak dilakukan rujukan
IV.
PLANNING
(Termasuk Pendokumentasian Implentasi dan Evaluasi)
Tanggal
12 Desember 2018 Jam 14.15 wib
1. Menginformasikan
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan BB: 3000
gram, PB: 49 cm,
HR: 120 x/i, RR 30 x/i, T: 36,50
(Ibu
sudah mengetahui hasil pemeriksaan tentang bayinya)
2. Menjaga
kehangatan bayi agar tidak hypotermi/kedinginan dengan cara membedongnya bayi
tetap hangat dan nyaman
(Ibu
sudah mengerti cara menjaga kehangatan bayi)
3. Menganjurkan
ibu untuk menyusui bayinya sesegera mungkin
(ibu
sudah mengerti dan ibu mau menyusui bayinya)
4. Mengajarkan
kepada ibu untuk menyusui dengan tehnik menyusui yang benar dengan cara
menopang bagian payudara ibu dengan 2 jari membentuk huruf C
(ibu
sudah mengerti dan ibu sudah melakukannya)
5. Menganjurkan
ibu untuk selalu menjaga kebersihan bayi pada saat bayi BAB, BAK, dan ibu juga
menjaga kebersihan tali pusat
(Ibu sudah mengerti dan
ibu sudah melakukannya)
6. Memberikan
informasi tentang pentingnya imunisasi sunttik Vit K dan imunisasi Hb 0 pada
usia 0-7 bulan
(Ibu
sudah mengerti)
BAB
IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah
melakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny. D selama 1 hari maka dapat
disimpulkan:
1.
Pengkajian
Dalam kasus ini pengkajian
dilaksanakan tanggal12-12-2018, jam 21.50 wib dengan bayi baru lahir fisiologis umur 2 jam masa
transisi. Pengkajian dilaksanakan dengan cara pengambilan data dari
laporan persalinan yang telah ada dan
metode wawancara pada Ny. D pada saat dilakukan wawancara pada Ny. D ibu lebih kooperatif dengan petugas
2.
Identifikasi diagnosa/masalah
Berdasarkan pengkajian yang telah
dilaksanakan diagnosa dapat ditentukan yaitu bayi baru lahir fisiologis umur 2
jam masa transisi
3.
Antisipasi masalah potensial
Dari identifikasi diagnosa yang
ditemukan, maka masalah potensial dari terjadi hipotermi
4.
Identifikasi kebutuhan segera
Kebutuhan segera yang harus
dilakukan adalah menjaga kehangatan tubuh bayi
5.
Perencanaan/intervensi.
Perencanaan asuhan kebidanan dibuat
sesuai dengan diagnosa, masalah potensial dan kebutuhan segera.
6.
Pelaksanaan/Implementasi
Implementasi asuhan kebidanan
dilaksanakan sesuai rencana yang telah disusun.
7.
Evaluasi
Setelah melaksanakan semua
intervensi, evaluasi yang didapat adalah bayi dapat beradaptasi dengan
lingkungan dan dapat melewati masa transisi dengan baik sesuai dengan tujuan
jangka panjang dan pendek.
Dalam
melaksanakan asuhan kebidanan ada beberapa hal yang menjadi faktor penunjang
dan faktor penghambat.
1)
Faktor penunjang
Keluarga klien kooperatif sehingga
memberikan kepercayaan kepada penulis dalam mengungkap masalah
2)
Faktor penghambat
Adanya keterbatasan waktu dan
kemampuan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan
4.2. Saran
1. Dalam memberikan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir, hendaknya betul-betul memperhatikan faktor pencegahan infeksi
karena bayi baru lahir masih sangat sensitif terhadap lingkungan disekitarnya.
2. Betul-betul memahami dan harus
memperhatikan setiap perubahan pada bayi baru lahir.
3. Bertindak cepat dan cekatan dalam
melakukan tindakan kegawatdaruratan apabila terjadi pada bayi baru lahir.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 1993, Asuhan Kesehatan Dalam
Kontek Keluarga, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Anonim, 2004, Asuhan Persalinan
Normal. Jakarta: Klinik Kesehatan Reproduksi
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis
Obstetri Jilid 1: Jakarta, EGC.
Saifuddin, Abdul Bari, 2002,
Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
DOKUMENTASI
lengkap ya mas
ReplyDeleteBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
ReplyDeletehanya di D*E*W*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
kebetulan sekali aku kuliah di keperawatan.
ReplyDelete